MERAUKE -Hingga Rabu (7/10) kemarin, belum ada aktivitas di SMPN 2 Merauke terkait dengan adanya satu guru yang terpapar Covid-19. Guru dan staf di sekolah tersebut diliburkan. Termasuk siswa yang biasanya datang mengambil dan mengumpulkan tugas di sekolah belum diperbolehkan datang ke sekolah.
Meski semua guru dan staf sudah dilakukan rapid test dan hasilnya semua non reaktif, namun menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasoni Betaubun, S.Sos, MM, M.Pd, siswa juga harus dirapid untuk memastikan tidak ada siswa yang tertular.
“Kita belum berikan izin untuk adanya aktivitas di sekolah sebelum seluruh siswa ikut dirapid. Siswanya juga harus dicek apakah tidak ada imbas ke siswa,” kata Thiasoni Betaubun kepada Cenderawasih Pos di Kantor Bupati Merauke, Rabu ( 7/10).
Menurut Thiasoni, jika seluruh guru, staf dan siswa sudah dilakukan rapid test barulah tatap muka dapat dilaksanakan. ‘’Kita minta siswa juga dirapid, jangan sampai ada imbasnya ke siswa ,’’ tandasnya.
Ditambahkan, apalagi semuanya sudah dirapid dan tidak ada masalah maka baru proses belajar mengajar di sekolah tersebut dilanjutkan seperti biasa ditengah pandemi Covid-19. Sekadar diketahui, terkait dengan adanya seorang guru yang terpapar Covid-19, aktivitas di salah satu sekolah yang difavoritkan masyarakat selama ini dihentikan.
Pihak Puskesmas Mopah Lama telah melakukan rapid test terhadap seluruh staf dan guru. Ini karena guru yang terpapar Covid-19 tersebut sempat 3 hari masuk ke sekolah sebelum dilakukan isolasi terhadap yang bersangkutan. Untungnya, dari hasil rapid test yang dilakukan pihak puskesmas, tidak ada yanmg reaktif.
Kendati demikian, para guru dan staf tersebut tetap dalam pengawasan pihak puskesmas. Artinya, dalam beberapa hari kedepan jika ada yang mengalami gejala maka yang bersangkutan harus segera melapor. Karena masa inkubasi jika seseorang yang terpapar virus ini adalah 14 hari. (ulo/tri)