
MERAUKE-Sedikitnya 40 anak asal Suku Korowai melanjutkan pendidikannya di jejang SMP maupun SMA yang ada di Satap Wasur, Merauke. Kepala Sekolah SMP-SMA Satap Wasur Merauke Sergius Womsiwor, SPd, MPd, mengungkapkan, bahwa sampai sekarang ini sudah ada 40 anak asal Suku Korowai yang ia pindahkan untuk sekolah di SMP-SMAN Satap Wasur Merauke.
“Ini langkah yang saya ambil. Langkah ini memang terlalu konyol karena sementara ini ada pembangunan gedung sekolah di sana yang seharusnya anak-anak tersebut sekolah di Korowai. Tapi, kita tahu bahwa saat ini pendidikan di Korowai lagi lumpuh, sehingga saya mengambil langkah membawa anak-anak Korowai ini tinggal di Asrama SMP-SMA Satap Wasur. Sekali lagi, ini langkah konyol,’’ katanya.
Menurut Sergius Womsiwor, mendatangkan anak-anak Suku Korowai tersebut tentunya akan sedikit membebani APBD Kabupaten Merauke. “Tapi masalah pendidikan ini menyangkut hal universal yang kita tidak bisa batasi setiap warga negara Indonesia yang menyebar di pelosok tanah air untuk mereka sekolah di Merauke,’’ kara Sergius Womsiwor.
Sergius berharap, langkah yang dilakukan ini dapat disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Merauke terutama dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke tanpa mempersoalkan ini anak dari Asmat, dari Boven Digoel, Mappi atau seterusnya.
Sebab, lanjutnya, konstitusi telah mengatur setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Meski demikian, diakui Sergius Womsiwor, dengan berkurangnya dana Otsus dari Pemerintah Provinsi Papua ke kabupaten/kota telah berdampak terhadap penyelengaraan pendidikan terutama sekolah berpola asrama tersebut. Karena sejak Januari sampai sekarang ini, pihaknya belum menerima bantuan BOP untuk asrama yang dapat membiayai operasional khususnya makan minum anak-anak yang ada di dalam asrama tersebut. Terutama anak-anak dari Korowai tersebut yang jauh dari orang tua mereka, sangat tergantung dengan BOP Otsus untuk membiayai operasional asrama tersebut. (ulo/tri)