
MERAUKE- Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si memantau langsung pelaksanaan pendaftaran yang dilakukan SMPN 2 Merauke, Senin (1/7). Tiba di SMPN 2 Merauke, Bupati Frederikus Gebze tampak disambut Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Drs Nirwanto.
Pemantauan secara langsung ini, karena sekolah yang berada di jalan Brawijaya atau depan Kantor Pengadilan Negeri Merauke ini menjadi salah satu incaran para orang tua atau anak yang baru lulus SD untuk melanjutkan ke SMP.
Selain karena sekolah ini berada di tempat yang strategis juga karena saat ini sekolah ini menjadi menyandang status SMP rujukan di Kabupaten Merauke. Tak heran, ratusan orang tua mengantre mengantar anaknya untuk mendaftar di hari pertama pendaftaran tersebut.
Kepada wartawan, Bupati Merauke Frederikus Gebze mengungkapkan pemantauan yang ia lakukan ini terkait dengan kebijakan pembagian zonasi yang diterapkan Kementrian Pendidikan.
“Maka kita ingin juga melihat bagaimana pembagian zonasi ini. Di sini pemerataan dan bisa melihat daya tampung karena secara tehnis nanti dinas yang akan melihat dan mengawasi bagaimana penerimaan. Tapi kan ada juga soal presentasi dan untuk putra daerah sehingga bisa terakomodir dengan sistem zonasi tersebut,’’ katanya.
Dengan sistem zonasi ini, menurut Bupati Frederikus Gebz, cukup membantu sehingga dengan system zonasi tersebut akan terjadi pemerataan siswa untuk sekolah-sekolah negeri.
‘’Tapi mungkin kita perlu buat kuisioner mengapa para orang tua pilih sekolah tertentu. Ini perlu diketahui untuk kita mencengah anak-anak yang misalnya di Tanah Miring datang sekolah ke Kota yang jaraknya lebih jauh. Padahal di sana ada sekolah negeri. Jadi sekali lagi, khusus untuk sekolah-sekolah negeri dilakukan zonasi agar ada pemerataan dan keseimbangan,’’ tandasnya.
Sementara Ketua Panitia penerimaan siswa baru SMPN 2 Merauke Dra. Resma Hutapea mengungkapkan bahwa pendaftaran hanya berlangsung selama 3 hari. ‘’Jumlah siswa yang kami terima adalah 9 ruang kelas dikalikan dengan 28 anak setiap kelas atau hanya 252 siswa,’’ katanya. Jika ternyata dalam pendaftaran tersebut, siswa yang mendaftar lebih dari 252 anak maka akan dilakukan testing.
‘’Kita ada zonasi, kemudian kebijakan putra daerah dan anak yang berprestasi,’’ jelasnya. Ditambahkan, pihaknya hanya menerima 9 ruangan kali 28 anak. ‘’Kalau lebih dari itu kita melangar Dapodik yang ada,’’ tandasnya. (ulo/tri)