* Agustus Diharapkan Bisa Meningkat Lagi
JAYAPURA- Adanya pembatasan mikro di bulan Juli, sangat berdampak pada berkurangnya pertumbuhan ekonomi di Papua. Ini juga terjadi di Pulau Jawa maupun Bali, yang dilakukan pemerintah dalam rangka memutus penyebaran Covid-19.
Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Provinsi Papua Naek Tigor Sinaga mengakui, adanya PPKM yang saat ini telah dilakukan pemerintah tentu ada pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di bulan Juli.
Secara nasional memang proyeksi pertumbuhan ekonomi bisa menurun karena berdampak pada pembatasan mikro pada bulan Juli.
Namun diharapkan pada bulan Agustus setelah dilakukan pembatasan mikro, angka penyebaran Covid-19 sudah mulai turun, sehingga ada peningkatan pertumbuhan ekonomi kembali.
“Diharapkan usai PPKM bulan Juli nanti atau bulan Agustus, pertumbuhan ekonomi bisa mulai meningkat kembali, karena tujuan dari pembatasan mikro supaya penyebaran Virus Corona bisa terus turun dan kuncinya masyarakat harus mendukung program pemerintah pada saat dilakukan pembatasan mikro,”ungkapnya, Selasa (13/7).
Lanjut Tigor, hal yang dilakukan pemerintah tentu diibaratkan seperti memainkan rem dan gas. Kalau pemerintah terlalu ngegas tidak melakukan pengawasan pembatasan mikro dan masyarakat masih malas tahu tentu angka penyebaran Covid-19 bisa semakin meningkat.
Sebaliknya jika pemerintah melakukan pengereman atau pembatasan mikro, tentu bisa berdampak pada perekonomian yang menurun. Kuncinya adalah kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, hindari dulu kegiatan-kegiatan tidak krusial yang menimbulkan kerumunan orang banyak semaksimal mungkin bisa diminimalisir dan jika tidak ada keperluan tidak perlu keluar rumah.
“Kalau misalnya sudah mereda angka penyebaran Covid-19, gerakan vaksinasi harus dilakukan dengan maksimal sesuai yang ditargetkan dalam 1 hari satu sampai satu setengah juta orang,”tandasnya.(dil/ary)
