Mengintip Strategi Penjual Pakaian Bekas (Cakar bongkar) di Tengah Pandemi
Usaha penjualan pakain bekas alias cakar bongkar mempunyai penggemar tersendiri,pasalnya meskipun tergolong bekas namun masih layak pakai, dan barangnya pun bermerk. Karena itu di Kota Jayapura cukup banyak usaha penjualan pakain bekas. Bagaimana strategi mereka memasarkan pakaian bekas?
Laporan: Priyadi
Helena penjual baju bekas cakar bongkar di pasar kelapa dua entrop mengakui, saat ini dengan berkembangnya teknologi komunikasi, digitalisasi memang usaha bisa dilakukan secara online termasuk penjualan baju bekas secara online.
Namun dirinya tidak bisa mengikuti berjualan secara online karena dibutuhkan penjelasan produk yang lebih lama dan memakan waktu, beda dengan jika jualan ada tempat customernya bisa datang memilih sendiri dan lebih puas dalam memilih baju bekas yang ia sukai, namun ia tidak merasa khawatir karena dirinya juga punya solusi supaya penjualan baju bekasnya tetap laku di masyarakat, ia selalu memberikan pelayanan yang terbaik, mendatangkan banyak baju bekas supaya masyarakat bisa sering-sering datang, memberikan harga spesial dan menjaga mutu baju bekas yang ia jual.
Lina Umasugi salah satu penjual baju bekas secara online di Facebook mengatakan, menjual baju bekas lewat online secara live di facebook sudah dilakukan beberapa tahun lalu, karena lebih praktis dan efisien, tidak perlu sewa tempat, keliling, makan banyak waktu dan butuh modal besar, apalagi promosi dalam berjualan baju bekas secara online lewat media sosial lebih banya yang melihatnya.
“Saya tertarik ikut jualan baju bekas secara online karena pangsa pasarnya bagus, permintaan masih banyak khususnya bagi customer orang papua karena baju bekas yang saya jual kualitasnya masih bagus-bagus saya datangkan langsung daria jawa yang berasal dari luar negeri, jadi secara ukuran, model dan kwalitas tentu banyak yang senang dan saya jual ambil keuntungan tidak banyak-banyak paling sekira 20 persen dari harga modal,”katanya.
Menurutnya, masyarakat dalam membeli baju bekas saat ini sudah tidak menjadi hal tabu, karena baju bekas yang ia datangkan juga telah disortir apakah ada yang sobek atau tidak, termasuk sudah dilakukan penyemprotan supaya tidak ada bakteri, karena baju bekas yang dia jual beda dengan yang dijual di tempat baju bekas cakar bongkar di pasar, karena belinya dalam satu ball sehingga dicampur baju bekasnya.
Tapi kalau untuk baju bekas yang ia jual di pesan kushus yang banyak dicari saat ini apakah celana pendek atai celana panjang pria, pakaian wanita dan lainya yang harganya terjangkau ada Rp 50 ribu, Rp 100 ribu dan seterusnya disesuaikan dengan jenis bahan, ukuran dan kondisinya.
Sementara itu, Erni salah satu penjual baju secara online di media sosial bekas dan baru, ia mengaku sangat mudah berjualan baju secara online yang penting bisa gunakan Hp android bisa bicara dalam menjelaskan pakaian yang ia jual mulai dari bahannya, ukurannya, warnanya, dan kondisinya, supaya calon pembeli juga tertarik dan puas saat melihat secara live. Karena walaupun berjualan secara live di media sosial memang dibutuhkan pemahaman yang baik dalam menyampailan barang yang ia mau jual, jangan sampai nanti calon pembelinya sudah membeli tapi tidak sesuai harapan tentu kasihan.
Menurutnya, siapa saja yang berjualan secara online melalui Medsos harus bisa menjelaskan dengan jelas barang yang dijual dan ada tips yang harua diketahui seperti menjual pakaian bekas secara online di medsos harus bisa membeli baju yang layak pakai walaupun bekas, tentukan harga yang sesuai, jika dijual secara onlien kalau dipasang di foto harus buat foto yang menarik, jika ditawarkan saat live harus dijelaskan secara detail, bisa menjelaskan kekurangan dan kelebihan produk yanh dijual secara online, menentukan segmentasi pasar, informasikan harga pembelian awal, tentukan lokasi penjualan, informasikan lama waktu pembelian Bila Menjualnya secara Online, Pastikan Deskripsi Produk Dikemukakan dengan Jelas. (*/wen)