Dua siswa SMA Katolik Santo Don Bosco Merauke sedang membersihkan teras ruang kelas mereka, Senin, (27/2), kemarin. (FOTO:Istimewa for Cepos)
MERAUKE – Banjir rob yang terjadi selama kurang lebih 2 minggu ini sangat berdampak bagi anak-anak yang ada di SMA Katolik Santo Don Bosco, Gudang Arang Merauke. Meski ruang kelas tidak terendam Banjir Rob, namun halaman sekolah seluruhnya terendam Banjir Rob. Apalagi, dari Asrama ke sekolah yang belum ada jalan maupun jembatan, membuat anak-anak harus mengangkat rok atau celana saat dari asrama ke sekolah dan sebaliknya.
Kepala Sekolah SMAK Santo Don Bosco, Abraham Angwarmase, mengungkapkan, Banjir Rob yang dialami sekolah ini sudah berlangsung sekitar 2 minggu.
‘’Kalau ruang kelas, dan asrama, air tidak masuk, karena ditimbun agak tinggi. Untuk Asrama dan sekolah ketinggiannya sekitar 90 Cm. Sementara halaman sekolah karena belum ditimbun sehingga terendam banjir,’’kata Bram Angwarmase panggilan akrabnya.
Soal jalan masuk sekolah, menurut Bram Angwarmase bahwa sudah ada dan pernah dicor, namun sudah rusak sehingga untuk ke sekolah harus jalan kaki masuk sekolah.
‘’Yang belum ada jalan itu dari asrama ke sekolah, sehingga ketika terjadi Banjir Rob seperti ini, maka anak-anak harus mengangkat celana atau rok mereka supaya tidak basah,’’jelasnya.
Pihaknya, sendiri jelas dia sudah mengajukan ke pemerintah daerah namun belum ada respon. ‘’Tapi kemarin Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Merauke saat datang membawa bantuan untuk anak-anak asrama dalam ranga HUT Kota Merauke sudah melihat langsung kondisi lapangan. Mudah-mudahan lewat kunjungan itu, ada pembangunan jalan,’’ harapnya.
Untuk diketahui, sekolah dari Yayasan Paroki Santo Yoseph Bambu Pemali Merauke ini dibangun di lokasi yang selama ini digarap masyarakat untuk ditanami padi. (ulo/tho)