
Setiap Hari, RSUD Butuh 100-150 Tabung Oksigen
MERAUKE-Setelah menutup pelayanan rawat jalan bagi pasien umum atau non Covid-19, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke kembali menutup sementara pelayanan Instalasi Gawat Darurat Umum dan pelayanan instalasi rawat inap bagi pasien Non Covid. Penutupan sementara kedua instalasi pelayanan di RSUD Merauke itu mulai berlaku Minggu 18 Juli sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Direktur RSUD Merauke dr. Yenny Mahuze menjelaskan bahwa penutupan dua instalasi pelayanan di RSUD Merauke ini terkait dengan meningkatkan pasien Covid yang dirawat di RSUD Merauke serta banyaknya tenaga kesehatan (Nakes) RSUD Merauke yang harus karantina dan menjalani perawatan karena terkonfirmasi Covid-19.
“Tentunya pasien terkonfirmasi Covid-19 dengan kondisi sedang dan berat perlu mendapat pelayanan di RSUD Merauke. Di satu sisi, banyak petugas kami yang ikut terpapar Covid-19,” jelas dr. Yenny Mahuze.
Penutupan terhadap pelayanan bagi pasien umum baik untuk rawat jalan maupun rawat inap ini sudah beberapa kali dilakukan sejak pandemi Covid-19. Yenny Mahuze sebelumnya menjelaskan bahwa sekitar 90-an Nakes RSUD Merauke yang telah terpapar Covid, sehingga dengan banyaknya Nakes yang terpapar ini membuat pelayanan ke pasien terganggu.
Untuk memaksimalkan pelayanan kepada pasien Covid-19 dimana RSUD Merauke ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid di bagian Selatan Papua, maka untuk sementara dilakukan penutupan untuk pelayanan pasien umum.
Sementara itu, meningkatnya pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Merauke membuat kebutuhan oksigen juga meningkat. Ketua Tim Covid-19 RSUD Merauke dr. Paul Kalalo menjelaskan bahwa saat ini kebutuhan oksigen tersebut antara 100-150 tabung. “Untuk setiap harinya saat ini, kebutuhan oksigen antara 100-150 tabung dan itu habis,” kata Paul Kalalo saat dihubungi Cenderawasih Pos, Jumat (16/7) lalu.
Paul Kalalo menjelaskan bahwa meski saat ini kebutuhan oksigen tersebut masih mencukupi namun tidak menutup kemungkinan beberapa hari kedepan jika pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Merauke terus meningkat maka pihaknya juga akan mengalami kesulitan pasokan oksigen tersebut.
‘’Bayangkan Jayapura dan Pulau Jawa yang menjadi konsentrasi dari oksigen tersebut bisa kehabisan. Apalagi kita yang ada di ujung Indonesia. Kita tidak mungkin hanya berharap dari produksi sendiri, kita berharap ada pasokan dair pihak ketiga,’’ tandasnya.
Namun demikian, lanjut Paul Kalalo, pihaknya sudah sempat komunikasi dengan pihak Bandara Mopah Merauke jika memerlukan tambahan pasokan oksigen dapat disuplay dari Bandara Mopah Merauke. ‘’Kebetulan mereka punya alatnya. Nah, apakah bisa mensuplai kita nanti jika kita mengalami kekurangan oksigen tersebut. Tapi, kita sudah coba jajaki kemungkinan untuk dapat suplay dari mereka saat rumah sakit membutuhkan apakah bisa diberikan,’’ tandasnya. (ulo/tri)