Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli bersama anggota DPRD dan Forkopimda menyalakan lilin kudus pada perayaan Natal bersama di Kantor Bupati, Dekai, Sabtu (11/12). Yahukimo hingga kini terus membangun dan memulihkan diri untuk menjadi daerah yang penuh dengan kasih. (FOTO: Gamel/Cepos)
* Yahukimo adalah Rumah Besar Untuk Semua Yahukimo
DEKAI-Sebuah catatan kelam ditambah niat untuk membangun terus menjadi dinamika yang datang silih berganti di Kabupaten Yahukimo.
Pada pemerintahan baru, Didimus – Esau ini terlihat jelas ada semangat untuk memulihkan Yahukimo menjadi lebih baik. Melaksanakan pembangunan yang menyentuh langsung ke masyarakat. Hanya disaat bersamaan ada juga pihak yang tidak sepenuhnya mendukung dan menciptakan konflik hingga terkadang proses pembangunan tidak berjalan mulus karena terganggu kondisi dearah yang masih terjadi riak – riak.
Untuk mewujudkan niat ini ada tiga moment yang dirangkai sekaligus oleh pemerintah Kabupaten Yahukimo. Pertama adalah merayakan Natal bersama dengan masyarakat. Kedua perayaan 100 hari kerja bupati dan wakil bupati, serta ketiga adalah perayaan HUT Kabupaten Yahukimo ke-19.
Ini dikatakan sengaja digabung satu, agar lebih efektif dan tidak terlalu menguras tenaga. Selain itu pemerintah juga tidak mau terlalu berada dizona nyaman dengan terus menggelar acara. Jika ada waktu untuk bekerja maka sebaiknya dipakai untuk bekerja.
Bupati Didimus dalam pidatonya menjelaskan soal capaian dari visi misi yang dicanangkan. Ia memulai dari sejarah berdirinya Yahukimo, dimana tak ada yang pernah terpikir, pasalnya Yahukimo dulunya adalah hutan.
Dimulai dari sejarah panjang waku itu, Bupati Jayawijaya David Hubi dan Sue Silak bertemu dengan Dahek Hubi kemudian mengutarakan niatnya untuk pemekaran. Niat dan proses tersebut berjalan baik dan munculah Otsus sehingga pintu pemekaran semakin terbuka. Dimana saat itu, Yahukimo bersamaan dengan Pegunungan Bintang dan Tolikara.
Penentuan ibu kota saat itu semua berkumpul di SD Wamena antara Nasidi atau Elelim. Karena tidak ada kata sepakat dilakukan voting dan akhirnya ibukota disepakati di Nasidi tepatnya di GIDI Wilayah Yahukimo. Hanya dalam perjalannya, akhirnya Elelim dapat menjadi ibukota Yalimo dan akhirnya Yahukimo jatuh di Dekai.
Didimus menyebut bahwa Yahukimo adalah rumah besar untuk semua Yahukimo. Ia bersyukur dari perjalanan sejarah tadi akhirnya bisa seperti sekarang dan merayakan Natal bersama.
Didimus bersyukur, karena pemerintah dan masyarakat bisa merayakan Natal, serta luput dari berabagai musibah. Ia menceritakan setelah pelantikan pada 4 Mei lalu, ada sejumlah visi yang coba diterjemahkan dimulai dari program Yahukimo Cerdas yang menjadi program primadona untuk sekolah unggulan dengan pendirian sekolah Angginfano di Dekai.
Dimana, pemerintah mengirimkan 10 guru di 12 distrik, kemudian melakukan rekrutmen guru kontrak dengan jumlah 16 guru untuk ilmu eksata agar putera-puteri dari Yahukimo juga bisa mendalami ilmu pasti.
Tak hanya tenaga guru yang disiapkan, sarana bangunan sekolah, air bersih dan internet termasuk profesor dari Jakarta juga disiapkan, agar bisa mengajar lewat virtual untuk membuka wawasan lebih luas.
“Kami juga bekerja sama dengan Papua Harapan untuk sekolah anak – anak dibidang pilot kemudian kedokretan. Untuk wujudkan visi misi Yahukimo Cerdas memang tidak mudah. Dimana perlu memperhatikan mereka makan minum, belajar dan listrik. Semua harus layak dan tahun ini akan kami resmikan bangunan asrama mahasiswa di Jakarta,” jelas Didimus.
Ia menyebut ini merupakan indikator yang baik. Dirinya juga berencana mengumpulkan seluruh perwakilan mahasiswa dari kota studi Jakarta, Manado, Bali dan Manokwari untuk memahami visi misi bupati dan menerjemahkannya.
Lalu untuk bidang kesehatan Didimus menyebut pihaknya telah mengontrak tenaga medis di 13 distrik.
Dikatakan, ada hak dari masyarakat untuk mendapatkan kesehatan dari pemerintah. “Kami juga siapkan Pustu. Kami sudah resmikan Puskesmas di Panggema, Endomen, Langda dan Puldama. Kami siapkan infrastruktur yang baik, juga bekerja sama dengan Unicef memberantas malaria dan imunisasi diwaktu akan datang termasuk KPA,” tambahnya.
Lalu untuk mencapai semua ini diakuinya sudah melakukan reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan. Ia berharap dalam waktu dekat alat – alat kesehatan akan semakin lengkap. Dimana saat ini sudah ada 4 dokter spesialis yang bisa stanby di Dekai. Sehingga tindakan penting medis bisa dilakukan di sini.
Pihaknya juga akan menaikkan grade rumah sakit dari tipe C menjadi tipe B sehingga menjadi rumah sakit sub regional dari beberapa kabupaten di sekitarnya. Lalu hingga kini Yahukimo juga masih mempertahankan kabupaten menjadi zona hijau pandemi Covid-19.
Soal kesehatan, Didimus juga menyinggung adanya temuan penyakit menular, Rubela.
Dari aspek kesehatan ini Didimus menekankan soal imunisasi. Dimana untuk orang tua yang ingin menyekolahkan anak-anaknya maka harus diimunisasi lebih dulu agar anak kuat dan kebal.
Ia menginginkan anak perempuan Yahukimo di generasi mendatang harus lebih kuat agar melahirkan anak yang sehat dan kuat.
Iapun menceritakan bahwa soal imunisasi ini, dirinya sempat menolak. Dimana dia ia ketika kecil sempat 2 kali kabur dan lolos dari kejaran. Namun pada kali ketiga, mamanya berhasil membujuk untuk mencari tebu di Wararoma dan di situlah Didimus berhasil diimunisasi.
“Kami sampaikan bukan asal dan bukan sembarangan. Saya bilang ini wajib, sebab imunisasi itu penting. Kalau ada yang tidak terima, lalu silakan gugat saja. Saya mau mewajibkan imunisasi untuk semua orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Karena dengan ini tugas mantri dan dokter, tidak semakin berat,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut Didimus juga menyinggung agar calon pegawai yang belum diangkat harus bisa bekerja dan mendata secara maksimal. Jangan hanya di Dekai atau Puskesmas tetapi turun ke kampung – kampung. “Masih CP saja protes apalagi jadi pegawai negeri. Silakan datang dan data semua kondisi kesehatan di kampong-kampung. Kalau tidak ada tempat tidur silakan tidur di gereja dan kalau ditolak gereja silakan tidur di tangga gerejanya,” ucap Didimus membakar semangat.
Lalu berkaitan dengan tata pemerintahan disampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan reformasi birokrasi dan ada indikator yang baik ke depan. Tinggal meningkatkan pelayanan kepada distrik dan kepala kampung dan tahun 2022 pemerintah akan melakukan pembinaan untuk menjadi ujung tombak sebab seperempat dana APBD kini ada di desa.
“Kami juga sudah membentuk peraturan kelembagaan agar masarakat yang no maden bisa berdiri sejajar dan ikut membangun serta mengambil kesempatan untuk memimpin sehingga kemungkinan jumlah anggota DPR juga akan bertambah,” imbuhnya.
Ia berharap dengan momen Natal ini bisa memberi damai bagi semua termasuk di Distrik Suru-suru yang menurut Didimus masih diselimuti ketakutan. “Kami berdoa agar lilin kecil bisa melahirkan damai,” harapnya.
Lalu soal infrastruktur dijelaskan bahwa pihaknya sedang membangun dan dirinya senang melihat anak – anak jalan di trotoar. “Saya janji tahun 2022 adalah tahun pembangunan. Di tahun depan kita akan tancap gass karena anggaran sekarang langsung diterima di daerah sehingga pelaksanaan kegiatan ditargetkan sudah bisa berjalan sejak Januari nanti,” beber Didimus.
Sementara untuk gereja dikatakan Pemkab ikut mempercepat peresmian dua bangunan gereja GIDI termasuk mengunjungi 25 distrik yang sudah ada.
“Berbuatlah untuk Tuhan, bukan manusia dan pasti ada kesukaran tapi ketika itu dilakukan dengan ikhlas maka Tuhan pasti memihak. Saya juga menyampaikan banyak terimakasih untuk semua perintis,” papar Didimus.
Diakhir pidato, Bupati Didimus Yahuli memberikan kesempatan kepada Wakil Bupati, Esau Miram untuk memberi pendapat dan di sini mantan wartawan Cenderawasih Pos ini menutup sambutan mewakili pemerintah dengan menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Dalam moment ini ada peristiwa sejarah dan kami sampaikan terima kasih kepada perintis kabupaten Yahukimo. Kami juga sampaikan terima kasih kepada pak Abock yang sudah meletakkan pondasi yang baik. Kami ucapkan terima kasih kepada gereja. Sebab tanpa itu, kami tidak tahu seperti daerah ini nanti. Untuk generasi hari ini kalau mengenang sejarah gereja dan Yahukimo, kita perlu sepakati bahwa Yahukimo perlu dijaga. Tidak mungkin kita kembali ke masa lalu sehingga kedamaian harus dijaga dan sesuai tema Natal cinta kasih Kristus harus bisa menggerakkan hati untuk bersatu,” tutupnya. Para perayaan Natal ini, PKK Kabupaten Yahukimo juga menyampaikan capaian juara yang meraih 6 trofi tingkat provinsi.
Pemkab juga menyulap tiang utama di upacara di halaman kantor menjadi pohon Natal dan banyak yang memanfaatkan untuk berfoto bersama. Sebelumnya bupati menyempatkan diri bersama Forkopimda memotong kue ulang tahun berukuran besar dan melakukan berdoa bersama. (ade/nat)