Minta Kuota BBM Solar Khusus Petani Ditambah

By

MERAUKE- Direktur   PT Teknik Fajar Timur (TFT)  H. Arifin yang ditunjuk sebagai  penyalur  BBM Solar satu  harga bagi  para   petani di sekitar  wilayah Kurik, meminta   pihak Pertamina  untuk dapat  menambah kuota  BBM khususnya Bio Solar khusus untuk  petani. 

  Sebab,   dengan   penunjukan sebagai   penyalur  Bio Solar   untuk 3  sub penyalur   kepada  petani   yang ada di sekitaran Distrik Kurik secara otomatis mengganggu  pasokan  BBM  khususnya  Solar ke SPBU  yang ada di Tanah Tinggi, Salor, Distrik Kurik. 

   “Dengan adanya penunjukkan ke saya sebagai  penyalur  untuk  BBM, khususnya Bio Solar ke  petani itu  otomatis mengurangi jatah yang ada di SPBU  Tanah Tinggi,’’ kata    Arifin.  

  Awalnya,  Arifin mengira  bahwa dengan  menunjukkan itu ada tambahan  kuota khususnya  bagi para  petani. Namun  saat   dilakukan peresmian  ternyata  tidak ada tambahan kuota.  “Kalau  untuk    SPBU Tanah  Tinggi di Salor tersebut, setiap bulannya saya mendapatkan  kuota  sebanyak 150 ton.   Kemudian dengan adanya penunjukkan  itu, maka   khusus untuk 3 sub penyalur   di 3 kampung wilayah yang ada di Kurik  tersebut  mendapat jatah  sebanyak 90  ton. Otomatis,  sisa   yang  ada untuk SPBU  sebanyak 60 ton,” katanya.

   Dengan    sisa 60 ton  Bio Solar  tersebut, jelas  Arifin maka setiap  harinya hanya  bisa jatah  2 ton  agar kuota tersebut  bisa sampai satu bulan.  Hal ini akan  lebih banyak    tutupnya  dari pada  bukanya.  Karena itu, ia mengharapkan  pihak  Pertamina  dapat menambah  kuota  untuk SPBU  Tanah Tinggi  tersebut agar masyarakat  yang membutuhkan pelayanan   untuk pengisian   BBM Bio Solar   untuk kendaraan   dapat terlayani dengan  baik. 

  “Sebenarnya saya tidak pernah dikoordinasikan terkait dengan  penunjukan  itu sebagai  penyalur   untuk  kebutuhan bio solar  bagi petani  tersebut,’’ terangnya. 

  Namun demikian, diakui     Arifin, dengan   adanya  kuota khusus  Bio Solar bagi  para petani  tersebut, memudahkan para petani dalam mendapatkan   BBM, khususnya  Bio Solar   saat turun mengolah sawah  mereka atau  panen dengan menggunakan   alat mesin  pertanian.  

   Sebab, sebelumnya, setiap  akan turun  mengolah  sawah  atau saat akan panen para petani  di Merauke  selalu mengeluh  kesulitan mendapatkan BBM  khususnya  Solar subsidi.  Karena  para  petani  dilarang melakukan pembelian  di SPBU dengan menggunakan  jeringen.  

  Namun dengan  adanya program satu harga  untuk petani  ini, maka  petani telah mendapatkan jatah  BBM Bio Solar sesuai  dengan kebutuhan alat pertanian yang  dimiliki. Dimana   para petani  tersebut  harus   terlebih dahulu terdaftar. Jika tidak maka    yang bersangkutan  tidak bisa membeli Bio Solar atau BBM  Solar bersubsidi tersebut.  (ulo/tri)  

Tinggalkan Balasan

You may also like

Hot News

%d blogger menyukai ini: