Para Lansia dari Kelurahan Karang Indah, Merauke, Papua Selatan saat mengikuti sosialisasi cara menangkap informasi hoax dan penipuan, di Kampus Sta. Theresia, Sabtu (18/3). (foto:Sulo/Cepos )
MERAUKE– Para Lansia yang ada di Kelurahan Karang Indah menjadi sasaran sosialisasi berita hoax maupun cara yang bijak untuk mengantisipasi menjadi korban penipuan lewat media sosial. Sosialisasi bagi para Lansia ini diberikan oleh gabungan dosen dari STIA Karya Dharma Merauke dan Saint Thresia Merauke serta Masyarakat Anti Firna Indonesia (Mapindo) di Kampus Saint Theresia, Sabtu (18/3).
Sosialisasi aplikasi percakapan di media sosial ini dihadiri sekitar 100 Lansia yang dominasi mama-mama.
Juventus Bakti Timur, perwakilan dosen dari STIA KD Merauke mengungkapkan, pihaknya terpanggil memberikan sosialisasi kepada para Lansia tersebut bagaimana menyikapi apabila menerima sebuah pesan yang masuk lewat media sosial, baik itu whatshapp, facebook, twitter dan media sosial lainnya untuk tidak mudah percaya atau menanggapi dengan adanya berita-berita yang masuk atau muncul di media sosial.
Selain itu, juga untuk menghindari atau meminimalkan mereka menjadi korban penipuan. Karena sering mereka menjadi korban penipuan, karena adanya iming-iming yang ditawarkan.
‘’Para Lansia ini dengan pengetahuan yang mereka miliki, terkadang mudah percaya, sehingga kita berikan sosialisasi. Kadang juga ada iming-iming untuk mendapatkan sesuatu, padahal itu penipuan. Jangan sampai mereka menjadi korban penipuan,’’terangnya.
Lurah Karang Indah, Willibrodus Duran, S.STP, merasa bangga karena peserta sosialisasi ini seluruhnya dari Kelurahan Karang Indah. ‘’Kenapa pesertanya 45 tahun ke atas, karena sasaran penyebaran hoax itu adalah para Lansia. Jadi mereka diajarkan dan dituntut lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Mereka harus punya literasi. Karena kata Raim Laode bahwa tanpa literasi menyebabkan kebodohan dan membunuh karakter,’’ terangnya.
Diakui Lurah Willibrodus Duran bahwa berdasarkan pengakuan dalam kegiatan tersebut, sejumlah warganya sudah menjadi korban penipuan. ‘’Bedasarkan sharing pengalaman tadi, sekitar 5-6 orang yang mengaku pernah ditipu lewat media sosial. Jadi kita berharap setelah mengikuti kegiatan ini, warga kami lebih bijak dan tidak mudah tergoda dengan berbagai bentuk penipuan lewat media sosial,’’ pungkasnya. (ulo/tho)