
MERAUKE Sebagai bentuk kepedulian sekaligus keprihatkan terhadap lingkungan khususnya pantai lampu satu yang penuh dengan sampah plastik yang berserakan, Laskar Penjaga Alam Semesta (LPAS) Bumi Animha Merauke melakukan bersih-bersih di Lampu Satu Merauke, Minggu (21/7). Meski terik matahari cukup menyengat, namun tidak menjadi hambatan bagi anggota dari LPAS Bumi Animha Merauke dalam berkarya tersebut.
‘’Ini adalah aksi pertama kami setelah terbentuk beberapa waktu lalu,’’ kata Ketua LPAS Bumi Animha Merauke Gabriel Ndawi Ndiken , SH, MH, ditemui media ini disela-sela pembersihan tersebut.
Pria asli Merauke yang juga menjadi loywer di Merauke ini mengungkapkan, apa yang dilakukan pihaknya ini bukanlah sebagai bentuk gagah-agahan agar dilihat banyak orang namun sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap sampah dengan cara tidak membuangnya secara sembarangan. Namun membuang ditempat yang telah disediakan pemerintah.
‘’Sekaligus mengajak mereka untuk ikut peduli dengan cara bersih-bersih karena ini untuk kebaikan kita bersama. Alam jangan dikotori dengan sampah tapi mari kita jaga dengan tidak membuang sampah sembarangan,’’ katanya.
Gabriel Ndawi Ndiken menjelaskan, kehadiran mereka untuk ikut membantu pemerintah, salah satunya adalah dengan peduli lingkungan. ‘’Kami tidak hanya bergerak dalam bidang lingkungan seperti ini tapi bidang apa saja kami siap membantu pemerintah,’’ terangnya.
Namun lanjut Gabriel Ndawi Ndiken, dengan tegas mengungkapkan bahwa LPAS bukan landang bisnis atau lading politik. Bukan juga sebagai tempat mencari pekerjaan atau uang.
‘’Tapi disini adalah ladang bakti sosial , ladang bakti setiap manusia untuk apa yang bisa disumbangkan untuk tanah dan alam semesta dan tentunya untuk kemuliaan Tuhan. Jadi sekali lagi ini, untuk bakti sosian dan lading amal,’’ jelasnya.
Karena itu, menurutnya, bagi yang bergabung dengan pihaknya tidak ada kepentingan pribadi. ‘’Kalau membawa kepentingan pribadi, silakan mundur. Tapi, yang mau bergabung dengan kami adalah bekerja tanpa pamri,’’ terangnya.
Ditambahkan, kalaupun ada uang yang diberikan itu hanyalah untuk operasional kegiatan, dalam hal ini untuk makan dan minum dari para anggota saat melakukan kegiatan. Namun akan dikelola secara transparan. ‘’Tentunya manusia butuh makan dan minum, jadi hanya itu tapi gaji atau honor karena ini sifatnya sukarela,’’ tambahnya. (ulo/tri)