
MERAUKE-Pengusaha beras baik yang ada di Merauke maupun luar Merauke bisa menjadi solusi untuk dapat membeli beras petani yang ada di Merauke yang saat ini kesulitan pemasaran.
“Ya, kita tawarkan kepada pengusaha beras baik yang ada di Merauke maupun dari luar Merauke untuk dapat membeli beras Merauke selanjutnya dibawa ke luar Merauke untuk dipasarkan lagi. Itu salah satu solusi untuk mengatasi masalah pemasaran beras petani saat ini. Yang penting tetap sesuai dengan aturan yang ada,’’ Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten Merauke M. Imam Santoso, ketika ditemui media ini, Selasa (29/10).
Imam Santoso menjelaskan, selama ini 75 persen dari beras petani tersebut diserap oleh Bulog. Hanya saja, karena hasil produksi petani sekarang ini meningkat, sementara gudang yang dimiliki oleh pihak Bulog juga sudah penuh, sehingga pihak Bulog Merauke tidak bisa berbuat banyak. Apalagi untuk pengiriman beras ke luar Merauke terutama ke Jayapura sebanyak 5.000 ton sampai sekarang belum mendapat izin prinsip dari Perum Bulog Pusat dikarenakan biaya pengiriman dari Merauke ke Jayapura 2 kali lipat dibandingkan pengiriman beras dari Surabaya-Jayapura atau Makassar-Jayapura.
Apalagi kata Imam Santoso, saat ini Bulog tidak lagi mensuplai Bansos Rastra kepada masyarakat kurang mampu. Karena Bansos Rastra tersebut hanya sampai Agustus 2019. ‘’Otomatis yang dilayani Bulog hanya untuk jatah ASN dan TNI Polri,’’ katanya.
Namun demikian, Imam Santoso berharap ke depan beras dari petani tersebut sudah bisa dibeli Pemerintah Kabupaten Merauke lewat BUMD Aneka Usaha. ‘’Saat ini kita sedang melakukan seleksi dari jajaran direksi dan pengawas dari 2 BUMD yakni PDAM dan BUMD Aneka Usaha yang salah satunya nanti adalah mengurusi soal beras petani tersebut. Mudah-mudahan dengan kehadiran BUMD Aneka Usaha ini mulai 2020 mendatang sudah mulai action untuk menyerap beras petani. Tapi tentunya, beras yang dibeli BUMD ini adalah beras kelas premium. Kalau Bulog, biarlah beras khusus kelas medium,’’ terangnya. (ulo/tri)