Pesawat milik Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 telah dibakar oleh KST di Landasan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan
JAYAPURA – Sebuah pesawat Pilatus Porter Susi Air dengan Nomor Penerbangan SI 9368 mendapat kabar tak mengenakkan. Pesawat ini usai landing di Bandara Paro, Kabupaten Nduga Provinsi Papua Pegunungan dibakar terbakar. Hanya apakah terbakar karena gangguan mesin atau justru dibakar alias ada unsur kesengajaan.
Polisi hingga kini masih mendalami informasi tersebut dengan mengirimkan anggotanya menuju lokasi, Paro. Selain itu polisi juga tengah menyelidiki keberadaan kapten pilot, Capt Philips Max Marthin yang merupakan warga Selandia Baru sebab hingga kini belum ada kabar dari pilot tersebut. Kuat dugaan jika pilot tersebut telah disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Pesawat milik Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 telah dibakar oleh KST di Landasan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. “Benar pesawat susi air sudah dibakar. Pelaku pembakaran diduga kuat dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris pimpinan Egianus Kogoya,” kata Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring, Selasa (7/2) pagi.
J.O menyampaikan bahwa pihaknya tengah mencaritahu kondisi pilot yang dilaporkan ikut disandera “Kondisi Pilot dan Co Pilot kami belum bisa memastikan tapi kita doakan semoga selamat,” kata Danrem. Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan bahwa laporan yang diberikan Distrik Manajer Susi Air Wilayah Timika Jeremy Jordan Rumi, pesawat yang dipiloti Philips Max Marthin membawa 5 penumpang yakni Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge dan Wetina W.
Pesawat ini take off dari Bandara Mozes Kilangin Kab. Mimika menuju Bandara Paro Distrik Paro Kabupaten Nduga. “Pukul 06.17 WIT, pesawat Susi Air landing di Bandara Paro Kab. Nduga, namun hingga sampai sampai saat ini pukul 09.15 WIT, pesawat belum juga kembali dari Distrik Paro ke Timika,” jelas Kabid Humas. Kabid Humas juga menambahkan saat ini aparat gabungan TNI-Polri yang tergabung dari Ops Damai Cartenz, personel Polres Nduga dan rekan-rekan TNI akan melakukan investigasi terkait kondisi Pilot beserta seluruh penumpang pesawat.
“Dugaan pesawat ini dibakar dan pesawat ditahan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Nduga Pimpinan Egianus Kogoya dikarenakan wilayah itu masuk dalam markas mereka,” tambah Kabid Humas. Direskrim Umum Polda Papua, Kombes Pol Faisal Ramdhani membenarkan bahwa lokasi Paro merupakan satu markas Egianus Kogoya.
“Disana memang tak ada aparat keamanan dan memang disana adalah markas Egianus. Ini juga jadi atensi kami karena pilotnya orang asing,” tutup Faisal. Hingga sore kemarin kabar tentang pilot belum diketahui dan pihak TNI Polri juga belum bisa memastikan keberadaan sang pilot.
Sementara Pihak Susi Air angkat suara mengenai salah satu unit pesawatnya yang ditemukan terbakar di Nduga Papua. Maskapai menduga kuat jika pesawat sengaja dibakar oleh pihak tertentu.
Perwakilan Susi Air, Donal Fariz mengatakan, pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY dilaporkan hilang kontak di Bandara Paro pada Selasa (7/2) sekitar pukul 06.17 WIT. Pesawat seharusnya melaksanakan penerbangan dengan rute Timika – Paro – Timika.
Pesawat tersebut membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kilogram. Dua jam kemudian Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 09.12 WIT.
“Perusahaan kemudian menjalankan kondisi emergency di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain mengecek posisi Pesawat dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di runway,” kata Donal dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2).
Donal menuturkan, maskapai menduga terbakarnya pesawat bukan karena gangguan teknis. Pasalnya, pesawat mendarat dan parkir dengan aman di lintasan. “Kami bersama otoritas terkait sedang mencari tahu apakah ada sabotase dari kelompok tertentu untuk melakukan pembakaran,” jelasnya.
Informasi lainnya yang diterima koran ini bahwa maskapai Susi Air merupakan maskapai yang telah dilengkapi fasilitas Blue Sky Aircraft Tracking, yang dapat melacak posisi pesawat secara akurat sehingga jika terjadi sesuatu maka proses evakuasi mudah dilakukan. (ade)