
MERAUKE-Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si melantik 85 pejabat pejabat fungsional dan kepala puskesmas di Auditorium Kantor Bupati Merauke, Kamis (29/5). Mereka yang dilantik tersebut terdiri dari 5 pejabat fungsional P2UPD, 1 orang pejabat fungsional auditor, 3 orang pejabat fungsional pustakawan, 2 orang pejabat fungsional instruktur, 11 orang pejabat fungsional guru, 15 orang pejabat fungsional penyuluh, 23 orang pejabat fungsional tenaga kesehatan dan 25 orang pejabat kepala puskesmas.
Bupati Frederikus Gebze saat melantik para pejabat fungsional tertentu dan Kepala Puskesmas tersebut mengungkapkan bahwa pengambilan sumpah janji yang dilaksanakan ini sebagai tuntutan perubahan pola manajemen aparatur sipil negara yang berpedoman pada UU nomor 5 tahun 2014 tentang ASN dan UU Nomor 23 Peraturan Pemerintah Daerah sebagaimana dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang manajemen ASN atau Pegawai Negeri Sipil.
Terkait dengan pelantikan ini, bupati Frederikus Gebze mengimbau kepada seluruh pimpinan OPD untuk memberikan dukungan, memberikan fasilitas dan sarana penunjang lainnya sehingga para pejabat fungsional ini dapat bekerja sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki.
‘’Namanya pejabat fungsional itu memiliki kompetensi tersendiri sesuai dengan bidang masing-masing. Oleh karena itu, ini akan menjadi pertimbangan yangn baik dalam menjalankan tugas-tugas kita,’’ terangnya.
Bupati juga menjelaskan bahwa akhir-akhir ini, Pemerintah Daerah disibukan dengan pemberitaan dimana baru saja melaksanakan Pemilu Legeslatif dan Presiden. ‘’Namun ada hal-hal yang menurut hemat kami tidak perlu menjadi konsumsi publik. Mengapa? karena dalam rangka menjaga stabilitas keamanan daerah dan kontijensi terhadap daerah ini menurut hemat kami tidak perlu ada hal-hal meruncing yang merubah pikiran atau maenset atau mempengaruhi yang mebuat suasana pemerintah yang dipilih oleh masyarakat secara resmi. Tidak perlu ada sesuatu yang mengganggu,’’ katanya.
Namun demikian baik lewat media cetak, media elektronik maupun media sosial yang eksistensi pemerintahan, lanjut dia, selaku bupati Merauke dan wakil bupati Merauke yang memimpin bila diamati bersama dalam penyampaian informasi tersebut seakan-akan didramatisir atau dibuat sesuatu yang menurut hematnya belum pada saatnya.
‘’Saya baru menyadari bahwa kalau kita bekerja dengan tekun, bekerja dengan baik, bekerja dengan jujur dan bekerja dengan kebenaran dan bekerjaan dengan keterbukaan dan melayani masyarakat itu tidak segampang yang kita kira. Terbukti selama 4 tahun itu masalah itu datang silih berganti. Tapi menjadi kebanggan bagi saya bahwa di tengah-tengah persoalan yang silih berganti itu tapi prestasi itu juga datang silih berganti. Artinya bahwa ditengah-tengah persoalan tetapi ada kemuliaan dan ad apengakuan untuk kita bekerja untuk kepentingan orang banyak,” tandasnya. (ulo/tri)