Salah satu striker Persipura Jayapura, Yevhen Bokhasvilli saat menghadapi PSIS Semarang pada laga pamungkas di Stadion Manahan Solo, 11 Desember lalu. (FOTO: Ahmad Jawa Pos)
JAYAPURA – Lini depan Persipura Jayapura pada putaran pertama terbilang sangat tumpul. Tim berjuluk Mutiara Hitam itu hanya mampu melesakan 14 gol dari 17 pertandingan yang sudah dilakoni. Saratnya keran gol Persipura membuat performa tim kebanggaan masyarakat Papua itu juga anjlok ke zona degradasi, tepatnya pada posisi 17 dengan koleksi 13 poin.
Striker anyar Persipura, Yevhen Bokhasvili belum bisa diandalkan sebagai ujung tombak. Striker yang pernah menciptakan 17 gol bersama PSS Sleman di musim 2019 itu justru tampil buruk bersama Persipura pada putaran pertama. Pemain asal Ukraina itu baru menciptakan 1 gol.
Top skor Persipura saat ini justru menjadi miliki Feri Pahabol yang sudah menciptakan 5 gol, kemudian Ricky Kayame dan Gunansar Mandowen sama-sama menciptakan 2 gol, Ramai Rumakiek, Rodd Ferre dan Yevhen baru mengoleksi 1 gol. Kemudian 2 pundi-pundi gol Persipura lahir dari gol bunuh diri lawan.
Sejauh ini, lini depan Persipura memang tidak pernah lengkap setiap pertandingan. Masalah cedera dan akumulasi kartu menjadi penyebab lini depan Persipura kerap tampil pincang. Ricky Kayame dan Ramai Rumakiek yang diharapkan menjadi juru gedor mematikan Persipura justru lebih waktunya lebih banyak habis untuk pemulihan cedera.
Begitu juga dengan Todd Ferre yang pernah menjalani hukuman kartu merah. Bahkan mantan pemain Lampang FC itu kini mendapatkan hukuman berat. Ia tidak diperbolehkan merumput selama 12 bulan sejak November lalu, akibat sikap tidak terpuji yang ia lakukan terhadap perangkat pertandingan saat Persipura menghadapi Bali United.
Di putaran pertama, Persipura butuh striker yang haus gol. Mengingat Persipura butuh penyerang yang bisa membantu Persipura untuk memperoleh kemenangan agas bisa beranjak dari zona merah. Catatan 14 gol dalam paruh musim tentu menjadi catatan buruk bagi tim yang kerap memiliki pemain peraih top skor.
Persipura juga menjadi tim kedua yang memiliki gol paling sedikit, setelah Persiraja yang baru menciptakan 10 gol. Mirisnya, catatan 14 gol atau 12 gol (tanpa gol bunuh diri) telah sejajar dengan gol Ciro Henrique Alves Ferreira (Persikabo), Ilija Spasojevic (Bali United) dan Youssef Ezejjari (Persik Kediri) dengan 12 gol. Mereka bertiga kini menjadi top skor putaran pertama Liga 1.
Pada putaran kedua, Persipura harus mendatangkan striker yang memiliki naluri gol cukup tinggi. Pasalnya Persipura harus sering-sering memenangkan pertandingan jika ingin beranjak dari zona degradasi. Setidaknya, Persipura pada putaran kedua memiliki striker top skor PON XX 2021, Ricky Ricardo Cawor. Jebolan Persimer Merauke dan Persemi Mimika itu diharapkan bisa menjadi salah satu jawaban lini depan Persipura.
“Hanya dua kemungkinan, Ricky bisa hilang di sana (Persipura) atau bersinar di sana. Karena saya lihat waktu Boaz dia bisa menunjukan sesuatu walaupun dia masih usia sangat muda. Dan Ricky juga punya itu, tinggal kita lihat mentalnya saja, kalau dia siap kita sampaikan selamat datang. Karena banyak pemain muda yang muncul tapi tidak lama tenggelam,” ungkap legenda hidup Persipura Jayapura, Eduard Ivakdalam belum lama ini.
“Tergantung apakah dia mau kerja keras lagi atau tidak. Dan saya bilang setiap individu itu berbeda dan di putaran kedua orang yang kemarin bersinar di PON akan muncul suatu figur pengganti Boaz dan lainnya,” pungkas Edu. (eri/gin).