Rapat Koordinasi penyelesaian Masalah Kerusuhan Sinakma di Ruang Rapat Bupati Jayawijaya Kantor Otonom Wamena. (FOTO: Denny/ Cepos)
WAMENA – Pemerintah daerah dari Kabupaten Jayawijaya, Yahukimo, Nduga , dan Provinsi Papua Pegunungan telah menyelesaikan semua tuntutan dari masyarakat terkait dengan kerusuhan sinakma Wamena 23 Februari, dimana Rp 4,5 Miliar yang terkumpul bukan untuk bayar kepala, namun hanya santunan sehingga harus ada rasa kemanusiaan.
Ketua Asosiasi Bupati Se-pegunungan Tengah Didimus Yahuli, SH, MH menegaskan untuk menyelelsaikan masalah ini secepatnya maka telah dikumpulkan sejumlah santunan dari Pj Gubenur Provinsi Papua pegunungan menyumbang Rp 1,5 Miliar, Bupati Jayawijaya Rp 1 M, Yahukimo Rp 1 Mdan Nduga Rp 1 M, sementara kurangnya nanti dari Pemerintah Lanny Jaya yang nanti sempurnakan.
“Santunan yang terkumpul sebesar Rp 4,5 Milyar ini yang diserahkan ke Pemda Lanny Jaya untuk menyelesaikan dan sekali lagi ini bukan bayar kepala, ini kerusuhan berbeda dengan perang suku psikologisnya berbeda, oleh karena itu harus ada rasa kemanusiaan saat masyarakat susah pemerintah harus turun tangan dan kita sudah hadir,” tegasnya usai melakukan rapat Koordinasi di ruang rapat Bupati Jayawijaya Kamis (3/3) kemarin.
Ia menyatakan untuk teman –teman Non OAP yang menjadi Korban juga akan diperhatiakan oleh Bupati Jayawijaya dan Bupati Lanny Jaya, sementara untuk rumah warga dan ruko yang dibakar dalam insiden tersebut sampai saat ini masih dalam pendataan, sehingga hal tersebut nanti akan dibicarakan kemudian, sedangkan untuk saat ini melakukan hal –hal yang sifatnya urgen dan masyarakat cepat damai dan beraktifitas normal agar tidak ada ketakutan lagi.
“Dulu di Kodim atas peristiwa Lanny Jaya dan Nduga kita sudah membuat pernyataan sikap tegas tertulis kalau ada perang suku di Wamena pemerintah tak bertanggungjawab dan tidak membayar, namun karena kejadian ini adalah kejadian ekstra Ordinary Crime antara masyarakat dengan aparat keamanan maka bupati –bupati wajib turun tangan dan pemberian santunan ini bukan untuk membayar kepala,”kata Didimus
Maksud dari Pemberian santunan ini, kata Bupati Yahukimo, agar orang-orang yang dalam keadaan susah bisa ditolong, mungkin rumah mereka terbakar, harta mereka yang hilang, tidak ada makanan bisa ditindaklanjuti dari kompensasi, pemerintah juga tidak tutup mata dengan masyarakat Non Papua yang menjadi korban, dan sudah ada pembicaraan Ketua IKB Jayawijaya dengan Bupati Jayawijaya.
“Kami juga akan proteksi untuk masyarakat Non OAP di Jayawijaya, Kami sudah sepakat sehingga untuk menyejukan, mendamaikan, menentramkan, Provinsi Papua Pegunungan dan masyarakat yang ada di sini kami sudah mengambil langkah strategis bagaimana menolong mereka, yang luka, yang meninggal,”beber Didimus
Ia menambahkan para bupati sudah mengambil langkah untuk mengumpulkan anggaran dan didukung oleh Gubernur Papua pegunungan untuk menyelesaikan masalah ini dan hari ini hari terakhir semua masalah sudah selesai rombongan juga akan ke rumah sakit agar melihat korban luka dan masalah sudah selesai.
“Saya berpesan kepada masyarakat agar hidup dengan tenang , berpikir panjang, tertib dan jangan mudah terprovokasi, karena provokator akan mengambil untung dari semua yang dia inginkan dan masyarakat yang menjadi korban,”tambahnya.
Didimus Yahuli juga berpesan kepada 1000-an orang yang masih berada di pengungsian agar bisa kembali namun tergantung psikis mereka, apakah mereka berani kembali untuk melakukan aktifitasnya seperti biasa atau tidak,
“Dengan kejadian ini kami sudah garansi masyarakat Nduga , Lanny Jaya semua masyarakat tidak akan ada gerakan tambahan lagi semua sudah damai sehingga dari Kodim akan pertimbangkan kalau bisa pulang maka dipulangkan,”tutupnya. (jo/wen)