
Pembebasan Denda Pajak dan Bea Balik Nama Disambut Antusias
MERAUKE- Pembebasan denda pajak dan bea balik nama kendaraan yang diberlakukan oleh Pemerintah Privinsi Papua terhitung mulai 1 Agustus sampai 29 November mendatang disambut antusias warga Merauke khususnya pemilik kendaraan yang menunggak pajak selama ini.
Pasalnya, dalam 10 hari sejak pelaksanaan pembebasan denda pajak dan denda bea balik nama tersebut diberlakukan, jumlah kendaraan yang telah membayar keterlambatan pajak dan bea balik nama kendaraan tersebut sebanyak 638 kendaraan.
“Kalau pembebasan denda pajak kendaraan dan denda bea balik nama ini disambut antusias warga khususnya pemilik kendaraan yang selama ini yang menunda pembayaran pajak kendaraan maupun menunda bea balik nama kendaraan,’’ kata Kasie Penagihan, Pembukuan dan Pelaporan yang juga Plt Kepala Samsat Merauke Yulianus Toding, SE, ketika ditemui media ini, Senin (12/8).
Yulianus Toding menyebut, dari jumlah 638 kendaraan tersebut, 59 diantara adalah pembebasan denda bea balik nama. Sedangkan, 579 kendaraan lainnya yang menunggak pembayaran pajak.
“Dari 638 kendaraan ini, total yang harus dibayarkan jika denda tidak dihapus sebesar Rp 987.582.000. Tapi karena ada pembebasan denda pajak, maka yang dibayar hanya pokok pajak saja yang jumlahnya sebesar Rp 653.127.000. Sementara denda dari tunggakan pajak maupun tunggakan bea balik nama kendaraan sebesar Rp 334.455.000. Tapi karena ada pembebasan denda tunggakan pajak, maka denda itu tidak dibayar,’’ tandasnya.
Yulianus Toding, SE masih sangat optimis yang akan membayar tunggakan pajak tersebut masih akan lebih banyak lagi. Sebab, berdasarkan data yang ada dari 5 tahun terakhir, jumlah kendaraan yang melakukan tunggakan pajak sebanyak 23.000 kendaraan lebih dengan potensi pajak lebih dari p 8 miliar. Jumlah ini baru yang terdaftar di Distrik Merauke. (ulo/tri)
Sementara SD dan SMP Islam Terpadu Yayasan Assalam Memotong 9 Ekor Sapi Kurban
MERAUKE- Masih dalam suasana hari Idul Adha, pemotongan dan pembagian daging kurban masih berlangsung sampai Senin (12/8). Seperti SMPN 2 Merauke, Masjid Pasar Wamanggu, serta SD dan SMP Islam Terpadu Yayasan Assalam Merauke. Untuk SMP Negeri Merauke memotong 3 sapi kurban. ‘’Tahun ini memotong tiga ekor sapi yang uangnya dikumpulkan dari guru-guru membeli dua ekor sapid dan anak-anak satu ekor sapi,’’ kata.
Jumlah yang dipotong ini sama dengan jumlah sapi kurban yangdipotong tahun lalu. ‘’Teman-teman guru Muslim sudah memprogramkan, sehingga jumlah yang dipotong tahun ini sama dengan tahun lalu. Mudah-mudahan tahun depan masih bisa melanjutkan berkurban ini,’’ kata Wakasek Kurikulum SMPN 2 Merauke Resma Hutapea, S.Pd, ditemui media ini, kemarin.
Menurut dia, makna yang akan ditanamkan kepada siswa dari berkurban ini bahwa berkurban itu penting bagi sesama karena apa yang kita dapatkan itu bukanlah milik kita sendiri. Tapi memang sudah diwajibkan untuk berbagai terutama bagi saudara-saudara yang kurang mampu.
“Jadi mengajarkan sejak dini bahwa apa yang ada pada diri kita itu bukan miliknya sendiri tapi ada hak orang lain,’’ jelasnya. Sementara di Masjid Pasar Wamanggu Merauke, jumlah sapi kurban yang dipotong tahun ini sebanyak 10 ekor.
Ketua PKM Masjid Wamanggu H. Ali Syahbana, bahwa jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu. Menurut penurunan ini selain karena harga sapi yang naik, juga karena kondisi ekonomi yang masih kurang menggembirakan.
‘’Ada sekitar 700 kantong daging yang akan kita bagikan kepada kaum duafa. Kita dahulukan kupon yang sudah terbagi. Kalau maish ada sisa maka kita akan serahkan kepada yang datang langsung tanpa kupon,’’ jelasnya.
Sementara di SD dan SMP Islam Terpadu Yayasan Assalam, jumlah sapi kurban yang dipotong adalah 9 ekor ditambah lagi 6 ekor kambing. Ketua Panitia Hari Kurban SD IT Lukman Al-Hakim, Dwi Rahayu dan Ketua Panitia SMP IT Ibnu Sina Merauke Taufik Iriawan mengungkapkan bahwa total sapi kurban yang dipotong sebanyak 9 ekor dan kambing 3 ekor. ‘’Untuk SD sebanyak 6 ekor sapi dan 3 kambing. Sementara untuk SMP 3 ekor sapid an 3 ekor kambing,’’ kata Dwi Rahayu. Dwi Rahayu menjelaskan, sapi dan kambing kurban ini merupakan sumbangan dari para orang tua siswa yang jumlah siswa saat ini 350 orang. Sementara itu, Taufik Iriawan mengaku bahwa sapi dan kambing kurban ini selain sumbangan dari para orang tua siswa juga dari siswa sendiri yang sejak dini ditanamkan untuk bisa berkurban. Menurutnya, dari 9 ekor sapi tersebut 8 ekor dipotong di RPH. Sedangkan 2 ekor di potong di sekolah untuk anak-anak bisa melihat langsung cara menyembeli hewan kurban. ‘’Jadi kita tanamkan keberanian bagi mereka serta keihlasan untuk berkurban sejak dini,’’ tambah Dwi Rahayu. (ulo/tri)