Jangan Ganggu Desember di Papua, 1 Desember Jangan Terlalu Dilebih-lebihkan
JAYAPURA-Desember menjadi kalender Kamtimbas, dimana Polda Papua dan Polres jajaran, melaksanakan siaga 1. Bahkan, tiga kabupaten di wilayah hukum Polda Papua menjadi atensi Polda Papua saat 1 Desember 2021. Tiga kabupaten tersebut yaitu Kabupaten Pegunungan Bintang, Intan Jaya dan Kabupaten Yahukimo.
Irwasda Polda Papua Kombes Pol Alfred Papare mengatakan, atas perintah Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri, jajaran Polda dan Polres melaksanakan kegiatan cipta kondisi.
“Cipta kondisi yang dimaksud Kapolda adalah, bukan hanya khusus tanggal 1 Desember melainkan sepanjang Desember agar aktivitas masyarakat lebih aman. Terutama dalam menyonsong Nataru (Natal dan tahun baru),” ucap Alfred Papare kepada Cenderawasih Pos usai memimpin apel pasukan di Mapolda Papua, Selasa (30/11).
Dikatakan, menjadi tanggung TNI-Polri untuk meniadakan segala gangguan. Untuk itu, yang menjadi fokus Polri adalah tanggal 1 Desember dan 14 Desember.
“Secara menyeluruh Polda Papua dan Polres Jajaran melaksanakan siaga 1 untuk mengantisipasi segala gangguan, bukan hanya gangguan dari KKB tetapi gangguan apa saja yang bisa menganggu aktivitas masyarakat akibat Miras,” ucap Alfred.
Ia juga mengimbau anggota yang ada di lapangan untuk selalu waspada dan hati-hati, serta tetap melaksanakan kesiapsiagaan bergerak dalam ikatan pleton atau beregu.
“Anggota Polri tetap menjaga agar aktivitas masyarakat tetap normal, jangan khawatir dengan adanya isu-isu tanggal 1 Desember. Tetap beraktivitas seperti biasa,” pinta Alfred.
Sementara itu, Karo Ops Polda Papua, Kombes Pol. Tri Atmodjo mengatakan, tiga kabupaten menjadi atensi Polda Papua saat 1 Desember 2021, yaitu Kabupaten Pegunungan Bintang, Intan Jaya dan Yahukimo.
Tiga kabupaten ini menurut Tri Atmodjo menjadi atensi karena beberapa hari terakhir sempat bergejolak. Dimana terjadi kontak senjata antara TNI-Polri dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) hingga adanya korban jiwa. Baik dari aparat maupun sipil.
“Kita sudah perintahkan seluruh jajaran untuk melaksanakan kegiatan rutin yang ditingkatkan, mulai dari patroli, razia Miras, patroli dialogis dan penjagaan di daerah rawan,” ucapnya kepada Cenderawasih Pos.
Dirinya mengimbau anggota Polri di lapangan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan selalu berkomunikasi dengan masyarakat. Termasuk melaksanakan kegiatan yang meraih simpati masyarakat dan jangan sekali-kali menyakiti hati rakyat. “Situasi wilayah hukum Polda Papua hingga saat ini secara umum aman kondusif,” tutup Tri Atmodjo.
Secara terpisah, Direktur Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Pol Faizal Ramadhani mengatakan, beberapa pasukan yang dari penegakan hukum dilakukan pergeseran untuk melakukan penebalan di daerah-daerah yang rawan.
“Di sisi lain, anggota juga melakukan monitoring di wilayah perbatasan PNG-Indonesia meliputi perbatasan Keerom dan Skouw. Sebab, biasanya mereka suka melintasi areal ini untuk melakukan upacara 1 Desember,” ucapnya.
Dari perbatasan disinyalir ada beberapa masyarakat yang menyeberang untuk melakukan kegiatan 1 Desember ke PNG. Oleh sebab itu, dilakukan penutupan dan penyisiran di daerah tersebut. “Mereka biasanya melaksanakan kegiatan di Markas Victoria,” ujarnya.
Secara terpisah, Danrem 172/Praja Wira Yakthi, Brigjen TNI Izak Pangemanan mengatakan, Desember tidak ada masalah. Sebab, masyarakat Papua saat ini sedang bersiap untuk memasuki bulan kasih.
“Masyarakat Papua sedang menyiapkan diri untuk menyambut Natal dengan hati yang penuh suka cita, bersih seperti umat Muslim yang menyambut Lebaran. Untuk itu, jangan menganggu Desember di Papua. Karena umat Nasrani akan menyambut kelahiran Yesus Kristus,” ucap Danrem Izak Pangemanan kepada Cenderawasih Pos, kemarin (30/11).
Lanjutnya, TNI akan terus mengamankan semua wilayah dengan melakukan patroli dan pengamanan di semua titik rawan. Serta melakukan komunikasi dengan masyarakat agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar.
“Jangan mudah terpengaruh degan isu isu yang diterima, tetap beraktivitas seperti biasa. Ketika terjadi sesuatu, segera konfirmasi kepada pihak terkait,” pungkasnya.
Sementara Kapolsek Abepura, AKP. Lintong Simanjuntak jelang 1 Desember menyampaikan bahwa pihaknya tetap melakukan upaya untuk menciptakan situasi dan kondisi. “Patroli cipkon tetap kami lakukan dan nantinya kami mendatangi lokasi yang memang dianggap berpotensi terjadinya gangguan keamanan semisal di Tanah Hitam, Abe Pantai, Kampung Nafri, Kampung Selayar hingga ke Km 9,” singkat Kapolsek.
Sementara Danramil Abepura, Kapt Inf Guntur Lukas Tjoe menambahkan bahwa pihaknya siap membackup Polri di wilayah Abepura dan Heram. “Kami juga sudah lakukan pendekatan kepada warga dan saya pikir tidak masalah. Kami coba mengantisipasi tidak hanya hari H tetapi biasa ada juga yang memanfaatkan sehari setelah 1 Desember,”imbuhnya.
Sementara di selatan Papua, Kapolres Merauke, AKBP. Ir. Untung Sangaji, M.Hum menegaskan terkait HUT OPM 1 Desember 2021, apabila ada yang mencoba mengibarkan bendera bintang kejora di Merauke maka akan berhadapan langsung dengan TNI dan Polri. Hal ini dikatakan Kapolres Untung Sangaji di hadapan insan pers, Selasa (30/11).
Kapolres Untung Sangaji mengatakan bahwa TNI dan Polri siap menjamin keamanan dan ketertiban di Merauke Papua. “Kita akan tindak tegas bila ada aksi unjuk rasa, rapat gelap, doa bersama dan pengibaran bendera bintang kejora di wilayah Merauke,” katanya.
Menurut Kapolres, Merauke sudah ditetapkan sebagai zona damai dan zona cinta kasih. “Kalau ada yang bikin gerakan sedikit saja, akan kita babat habis. Tidak ada urusan, bila ada unsur pidana akan kita proses hukum,” tegasnya.
Dikatakan, TNI dan Polri akan bersinergi untuk amankan segala kegiatan jelang akhir tahun. Bahkan dalam rangka pengamanan 1 Desember tersebut telah dilaksanakan apel gelar pasukan sesuai dengan petunjuk dari satuan atas.
“Kebijakan Bupati Merauke, kita akan dukung sepenuhnya. Kemarin, kita sudah sukses amankan PON XX 2021 di Merauke, kita sudah amankan juga para teroris dengan 9 pucuk senjata api. Kita sudah amankan aksi pemalangan, sekarang kita siap amankan agenda jelang akhir tahun, perayaan Natal dan tahun baru harus aman,” tutupnya.
Adapun moment 1 Desember yang sering disebut – sebut sebagai hari kemerdekaan bangsa Papua kerap menimbulkan ketegangan dan kekhawatiran serta pengawasan yang ekstra oleh aparat keamanan. Biasanya ini terlihat pada H-1 atau beberapa hari sebelum 1 Desember.
Kadang ada juga statemen yang disampaikan para tokoh yang pro NKRI dengan pesan tetap menjaga situasi keamanan, sebab NKRI adalah harga mati dan final. Imbasnya adalah masyarakat ikut bertanya – tanya ada apa dengan 1 Desember dan akan terjadi apa dihari tersebut.
Terkait ini pegiat sosial Jayapura, Gunawan berpendapat bahwa sudah seharusnya moment 1 Desember ini tidak lagi dibesar-besarkan. Tidak lagi menciptakan situasi yang justru mencekam. Pasalnya selama ini ia melihat masyarakat tidak terlalu ambil pusing dengan moment tersebut, apalagi mereka yang tinggal di daerah kota.
“Kalau masyarakat yang heterogen saya pikir mereka tidak terlalu memikirkan soal kondisi 1 Desember. Masyarakat lebih memikirkan bagaimana menjalankan usaha dan terus berkembang ketimbang berbicara soal isu yang dikait-kaitkan dengan politik,” beber Gunawan, kemarin (30/11).
Ia juga meminta ini tidak lagi dibesar-besarkan, sebab kesannya setiap tahun masyarakat hanya diperhadapkan dengan isu yang begitu – begitu saja. “Ini yang harus dipikirkan, jadi tidak lagi moment 1 Desember selalu dianggap mencekam,” jelas Gunawan.
Adapun Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2) mengimbau masyarakat menaikkan doa syukur dan doa pemulihan diri menuju pemulihan kemerdekaan bangsa Papua di rumah masing-masing.
Koordinator JDRP2, Selpius Bobii menegaskan pada peringatan 1 Desember untuk melakukan doa di rumah masing-masing. “Terkait peringatan kemerdekaan 1 Desember, kali ini bukan kesempatan untuk mengibarkan bendera bintang fajar, bukan juga kita turun jalan berdemo kepada Pemerintah Indonesia dan negara-negara di dunia,” tuturnya.
Menurutnya cara-cara tersebut sudah dilakukan sepanjang perjuangan bangsa Papua. Oleh sebab itu, HUT Kemerdekaan Bangsa Papua, 1 Desember 2021 kali ini dirayakan dengan cara yang berbeda yaitu berdemonstrasi kepada Allah.
“Kita naikkan doa syukur dan dan doa pemulihan diri menuju pemulihan kemerdekaan bangsa Papua dari tungku api keluarga dari rumah masing-masing,” bebernya.
Poin yang ditegaskan dalam peringatan 1 Desember kali ini di antaranya, setiap orang asli Papua diwajibkan meluangkan waktu mengucap syukur dan menaikan doa pemulihan tanggal 1 Desember 2021.
“Mengucap syukur dari hasil keringat sendiri, bukan dari hasil curian, korupsi, judi, togel dan lain-lain. Bagi yang punya berkat lebih agar mau berbagi kepada sesama. Doa syukur dilakukan dengan sederhana. Jika tidak ada berkat, cukup berdoa mengucap syukur dengan makanan yang ada dan memohon pemulihan diri. Doa syukur bersama boleh dilakukan di sebuah tempat, asalkan mendapat izin dari pihak kepolisian setempat. Dan menghindari kegiatan lain yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain,” pintanya.
“Pemulihan bangsa Papua dari pulau Misol (Sorong) sampai Samarai (PNG) hingga sampai kini tertunda, karena kita masing-masing belum memulihkan diri. Karena itu dalam rangka perayaan HUT ke-60 Kemerdekaan Bangsa Papua ini dilakukan dengan menggelar doa syukur dan pemulihan diri,” sambungnya.
Dirinya juga menyampaikan akan digelar Doa Puasa 40 hari 40 malam serentak Papua Barat dan PNG sebagai syarat utama pemulihan Papua pada bulan Juni hingga Juli 2022. (fia/ulo/ade/cr-265/nat)