MERAUKE – Pemerintah Kabupaten Merauke berencana akan memanggil pihak Pertamina untuk dapat memberikan penjelasan terkait dengan kelangkaan minyak tanah dan Bio Solar yang menyebabkan antrean truk di SPBU berbulan-bulan tanpa akhir.
“Kita akan coba panggil Pertamina lagi untuk bisa secara jelas dan tegas memberikan penjelasan terkait kondisi yang terjadi dan kita alami di Merauke sekarang ini,’’ tandas Wakil Bupati Merauke Sularso, SE, kepada wartawan disela-sela menghadiri upacara secara virtual peringatan HUT TNI ke-75, kemarin.
Menurut Wabup Sularso, jika ada operasi pangan yang dilakukan oleh Bulog ketika harga melambung tinggi di pasar yang menjadi pertanyaan, kenapa tidak ada operasi pasar yang dilakukan oleh Pertamina supaya tidak ada antrean?
“Itu menurut keinginan kami. Tapi, apakah itu bisa berdasarkan mekanisme aturan atau tidak, saya tidak mengerti. Makanya, saya akan panggil Pertamina kembali untuk rapat koordinasi,’’ tandasnya.
Menurut Wabup Sularso, bahwa jika alokasi cukup maka logikanya tidak akan ada antrean. ‘’Tapi saat ini ada antrean dan nanti kita lihat secara bersama-sama. Kami sendiri merasa gelisah karena masyarakat selalu mengeluh dan bertanya kepada kami. Padahal itu tugas khusus Pertamina. Kami pemerintah ingin mendorong agar tidak ada antrean. Atau kita perlu demo kah?” ujarnya.
Untuk diketahui, bahwa antrean truk untuk pengisian BBM Solar terjadi sejak 2019 lalu dan sampai sekarang antrean tersebut tidak pernah terpecahkan. Antrean truk ini sempat berkurang, ketika pihak kepolisian menangkap seorang penimbun BBM Solar, namun karena kurang bukti sehingga para pelaku hanya diberi pembinaan.
Tak hanya Solar dan premium yang sulit diperoleh, ternyata minyak tanah dalam waktu 1 bulan terakhir ini mengalami hal yang sama. Saat kita mencari minyak tanah, semua pangkalan mengaku tak menjual minyak tanah karena lagi kosong. (ulo/tri)