Firman Mando (FOTO:Sulo/Cepos )
MERAUKE–Stok beras Bulog Merauke yang ada di gudang penyimpanan sampai sekarang ini semakin menipis. Kepala Perum Bulog Merauke, Firman Mando saat ditemui wartawan di ruang kerjanya mengungkapkan, saat ini stok yang ada di gudang Bulog baik yang ada di Merauke maupun gudang Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel sebanyak 1.400 ton. Khususnya di gudang Merauke serbanyak 1.200 ton, karena 200 ton lainnya ada di Gudang Tanah Merah.
‘’Sementara kebutuhan setiap bulannya antara 400-600 ton. Ya, kurang lebih bisa bertahan antara 2 bulan sampai 3 bulan kedepan,’’ tandas Firman Mando.
Kendati petani di Merauke saat ini mulai panen, namun Bulog Merauke belum maksimal dalam melakukan penyerapan. Ini dikarenakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sampai saat ini sebesar Rp 8.300 per Kg dan adanya harga fleksibel yang diberlakukan sejak akhir Februri 2023 sebesar Rp 9.000 perkilonya. Namun harga fleksibel yang ditetapkan pemerintah ini juga belum mampu untuk Bulog di Merauke bisa menyerap hasil panen petani 2023 secara maksimal. Karena harga beras di tingkat petani saat ini rata-rata Rp 9.500 perkilonya.
‘’Kendati sudah ada harga fleksibel yang ditetapkan sejak akhir Februari 2023 sebesar Rp 9.000 perkilo kemarin tapi kita belum bisa menyerap hasil panen petani saat ini. Rata harga beras di tingkat petani saat ini rata-rata Rp 9.500 perkilo, di atas harga fleksibel yang ditetapkan tersebut,’’ jelasnya.
Karena itu, Firman Mando berharap ada kebijakan pemerintah dalam menaikan HPP tersebut sehingga pihaknya bisa menyerap hasil panen petani untuk dapat mengisi gudang-gudang Bulog yang ada di Merauke.
Firman Mando menambahkan bahwa kurangnya produksi panen kali ini dikarenakan hasil panen petani yang sangat menurun dikarenakan adanya cuaca ekstrim dengan musim hujan yang lebih tinggi memicu organisme pengganggu tanaman (OPT) menyerang tanaman padi petani yang membuat sebagian petani gagal maupun hasil produksi yang menurun. (ulo/tho)