Firman Mando (FOTO:Sulo/Cepos )
MERAUKE- Pengadaan Perum Bulog Merauke yang jauh dari target di tahun 2022 lalu, membuat stok yang ada di Gudang Bulog saat ini mulai menipis.
Kepala Perum Bulog Merauke, Firman Mando kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (1/2) mengungkapkan, stok beras yang ada di 4 gudang Bulog Merauke saat ini yakni di Gudang Transito, Gudang Yasa Mulya Tanah Miring, Gudang Candra Jaya di Kurik dan Gudang Persatuan Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel dengan total 2.000 ton.
‘’Untuk stok 2.000 ton tersebut masih mencukupi kebutuhan untuk 3 bulan ke depan. Masih cukup amanlah,’’ kata Firman Mando yang baru 5 hari bertugas di Merauke itu.
Kurangnya stok di dalam gudang Bulog Merauke saat ini dikarenakan pengadaan beras dari petani di tahun 2022 lalu yang tidak memenuhi target atau jauh dari target. Tahun lalu, Bulog Merauke menargetkan, pengadaan beras sebanyak 24.800 ton. Namun yang terealisasi hanya 3.548 ton atau berkisar 14 persen. ‘’Kalau dilihat dari pengadaan memang jauh dari target,’’ tandas Firman Mando.
Dikatakan, target yang tidak terpenuhi tersebut disebabkan beberapa faktor diantaranya stok beras di tingkat petani yang memang berkurang, kemudian harga beras petani lebih tinggi dari harga HPP yang ditetapkan oleh Pemerintah. ‘’HPP yang ditetapkan pemerintah itu sebesar Rp 8.300 perkilo. Harga ini merupakan harga dipintu gudang bulog. Sementara, petani menjual beras mereka di atas HPP yang ditetapkan pemerintah tersebut,’’ jelasnya.
Namun di pertengahan Desember 2022 lalu, jelas Firman Mando, pemerintah menetapkan harga fleksibel dalam rangka menyerap hasil panen petani sebanyak-banyaknya. Dimana harga fleksibel ini bisa sampai Rp 10.000/kilo. Namun harga fleksibel ini juga tidak banyak mendongkrak pengadaan beras Bulog Merauke di akhir 2022 tersebut. (ulo/tho)