Rapat bersama PT Pertamina dan para sopir angkot yang dihadiri Wakapolresta, Kasatpol PP, Dinas Perhubungan, Disperindagkop, dan Komisi B DPRD Kota Jayapura di Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (19/1). (FOTO: Ayu/Cepos)
Sopir Angkot Minta Penyesuaian Tarif Angkutan
JAYAPURA-Kebijakan pertamina atas program Langit Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dinilai merugikan para sopir angkot di Kota Jayapura. Hal ini dikarenakan para sopir harus mengalihkan konsumsi BBM mereka dari Premium ke Pertalite.
Hal ini disampaikan Ketua DPC Organda Kota, Arifin S. Samandi saat dilakukan pertemuan bersama di ruang rapat wakil wali kota, Rabu (19/1).
Harga BBM Pertalite yang lebih mahal dari Premium dinilai sangat mencekik para sopir angkot di Kota Jayapura. “Memang sebelumnya ada pertalite khusus (PLK) yang disubsidikan kepada sopir angkot, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Dan harganya kembali normal.” ungkapnya.
Hal tersebut dibenarkan pihak Pertamina. Program tersebut telah dijalankan sejak Oktober 2021, dimana pertamina membuat produk peralihan yaitu Pertalite Khusus yang dijual dengan harga Rp 6.880/liter, lebih hemat dari harga asli yaitu Rp 7.850/liter.
“Lalu pada 28 November menjadi Rp 7.250/liter. Kemudian kebijakan dari atas per tanggal 25 Desember sudah dihapuskan dan dihilangkan menjadi pertalite yang harga sebenarnya (harga normal).” terang Reyhan, Staf Retail SPBU mewakili Andi Rezha Head SPBU Pertamina MOR VIII.
Sementara itu Ketua IKBS 7172 Waena, La Ode Hiasi menuntut pertamina untuk mencari penyelesaian masalah tersebut. “Kami minta Pertamina segera mencarikan solusi, karena sopir kami yang paling terdampak. Semakin lama penyelesaian masalah ini semakin lama juga kami menderita.”tukasnya.
Ketua DPC Organda Kota, Arifin S. Samandi mengatakan kebijakan peralihan BBM tersebut harus berbanding lurus dengan tarif para sopir angkot. “Kami tidak menghalangi program kalian. Silahkan kalau mau jalan dengan program langit biru. Silahkan kalau mau mengalihkan produk. Tetapi tolong perhatikan kondisi sopir kita. Dalam arti harus ada penyesuaian tarif seiring dengan naiknya harga BBM. Karena kami sudah tidak bisa membeli premium lagi.” terangnya.
Di sisi lain, Ketua Komisi B DPRD Kota Jayapura, Giovano Pattipawae merekomendasikan agar Pertamina bisa memperpanjang subsidi tersebut hingga kebijakan penyesuaian tarif angkot di Kota Jayapura selesai ditangani.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jayapura, Ir Rustan Saru menanggapi aspirasi sopir yang meminta agar tarif angkot dilakukan penyesuaian. “Kami akan upayakan karena harus mengikuti prosesnya untuk ditangani provinsi. Akan kami masukkan pengajuan dan jika dikabulkan barulah kota bisa melakukan eksekusi.” tandasnya.
Sementara proses administrasi pemerintah berjalan, Pertamina didorong untuk segera mencari solusi sementara agar para sopir tidak diberatkan. “Saya rasa dari pusat sudah mengatur itu dan memberikan waktu, namun kita lambat merespons.” pungkasnya. (Rhy/tri)