Terowongn Kali Ular Dibuat Asal Jadi

By

Tak Ada Saluran Drainase, Material Tumpah ke Jalan

SENTANI-Pembangunan terowongan di Kali Ular Kampung Bambar, dianggap dikerjakan asal jadi. Karena setelah pekerjaan terowongan tersebut justru masalah baru muncul yaitu material pasir dan lumpur memenuhi badan jalan di sekitar terowongan itu. Di mana ruas jalan itu juga menghubungkan Kota Sentani menuju sejumlah kampung yang ada di pesisir Kabupaten Jayapura termasuk salah venue yang akan digunakan pada saat penyelenggaraan pekan olahraga Nasional nanti.
“Jalan ini akan digunakan oleh presiden Jokowi kalau seandainya dia ikut menyaksikan pertandingan yang akan dilaksanakan di venue cricket. Kita dianggap tidak siap kalau kondisi jalan utama kita seperti ini,” ujar Marshal Sorontou, salah satu warga yang ditemui media ini sekitar kawasan itu, Senin (26/7), pagi.
Pantauan media ini, kondisi ini sebenarnya sangat mengancam keselamatan para pengguna jalan yang melintasi jalan tersebut. Hal ini disebabkan karena tumpukan material lumpur dan pasir yang menggenang di badan jalan sangat banyak bahkan warga terpaksa memindahkan lumpur dan pasir yang ada di badan jalan ke median jalan. Gundukan pasir ini pun seolah-olah terlihat seperti pembatas median jalan. Para pengguna jalan yang melintas di jalan ini harus ekstra hati-hati karena jika tidak nyawa bisa menjadi taruhannya.
Mirisnya lagi, di sekitar bahu jalan tidak terdapat saluran drainase yang berfungsi untuk mengalirkan air ke saluran sungai itu.
“Ini kalau orang yang tidak pernah melewati jalan ini tiba-tiba dia datang melalui jalan ini bisa mengalami kecelakaan karena memang jalan sepanjang 100 meter ini dipenuhi lumpur dan air, ini tentu sangat membahayakan,” ujarnya lagi.
Untuk itu pihaknya berharap kepada pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan jalan dan jembatan harus melihat kondisi dan masalah itu. Misalnya untuk membangun terowongan atau jembatan harus disesuaikan dengan debit air yang ada di saluran sungai.
Khusus untuk Kali Ular ini, semestinya tidak bisa menggunakan terowongan sebagai penghubung, harusnya jembatan.
“Karena kita bisa lihat sendiri orang yang tidak paham konstruksi saja pasti dia mengerti kalau terowongan ini tidak mampu memuat debit air dan juga material yang dibawa air saat musim hujan seperti ini,” tambahnya.(roy).

Tinggalkan Balasan

You may also like

Hot News

%d blogger menyukai ini: