
MERAUKE-Wakil Menteri Luar Negeri dan Perdagangan PNG, Mr Segie Akisa saat akan meninggalkan Merauke dalam kunjungan tidak resminya ke Merauke selama sehari mendapat beras produksi petani Merauke yang diberi nama Animha.
Penyerahan beras Animha secara simbolis ini mantan Danlantamal XI Merauke Brigjen TNI (Mar) I Ketut Suarya, mewakili Pemerintah Kabupaten Merauke, diterima Wamenlu PNG Segie Akisa, Rabu (17/7). Saat penyerahan ini, Wamenlu dan Perdagangan PNG Segie Akisa didampingi Kepala Biro Perbatasan dan Kerja Sama Internasional Provinsi Papua Suzanna Wanggai.
Kabag Perekonomian Setda Kabupaten Merauke Budi Imam Santoso mengungkapkan bahwa penyerahan beras ini sebagai symbol atau tanda dalam rangka kunjungan kerja Wakil Menlu dan Perdagangan PNG Mr Segie Akisa ke Merauke dalam rangka kerja sama Pemerintah Kabupaten Merauke dan PNG dalam bidang perdagangan.
‘’Sebenarnya mereka sudah 3 kali melakukan kunjungan ke Merauke. Kemarin ada stafnya kunjungan ke Merauke dan sekarang Wakil Menlu dan Perdagangannya yang langsung datang ke Merauke dalam rangka ekspor beras Merauke ke PNG,’’ jelas Imam Santoso.
Menurut Imam Santoso bahwa rencananya, PNG akan mengekspor beras dari Merauke ke PNG 600-1.000 ton perbulannya. ‘’Sekarang MoUnya sedang digarap. Karena ini antar negara, sehingga regulasi dan sebagainya harus lengkap,’’ jelasnya.
Soal kemampuan Merauke untik mengekpor beras ke PNG tersebut, Imam Santoso mengaku Merauke bisa mengekpor beras tersebut. ‘’Saya pikir kalau hanya 1.000 ton perbulan berarti dalam setahun hanya 12.000. Saya pikir lebih dari cukup ,’’ terangnya.
Pengadaan beras ekspor ke PNG tersebut, kata Budi Imam Santoso tidak melalui Bulog, namun rencananya pengadaan akan melalui BUMD. ‘’Karena Pemkab Merauke sudah punya BUMD, sehingga pengadaannya langsung oleh BUMD,’’ terangnya. Tentunya beras yang akan dikirim tersebut adalah kualitas premium yang tingkat patahannya hanya berkisar 5-10 persen.
Ditambahkan yuag masih menjadi kendala utama untuk ekspor beras ke PNG tersebut adalah angkutan. ‘’Kemarin diputuskan lewat Jayapura atau putar lewat laut Australia dan ini harus dibicarakan lagi dengan baik mana yang akan dipakai,’’ tambahnya. (ulo/tri)