Wiranto Masih Butuh Waktu untuk Pemulihan

By
Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (kanan) usai menjenguk Menko Polhukam Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (14/10).sampai saat ini Wiranto masih mendapatkan perawatan intensif di ruang Cerebro Intensive Care Unit (CICU) Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto.FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

JAKARTA, Jawa Pos – Sampai kemarin (14/10) Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto masih dirawat secara intensif oleh tim dokter RSPAD Gatot Soebroto. ”Masih berada di ruang CICU. Kondisi beliau tadi kami sempat berkomunikasi masih dalam pengawasan yang ketat dari tim dokter,” ungkap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai menjenguk Wiranto. 

Kemarin, AHY menjenguk Wiranto bersama mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan adiknya Edhie Baskoro Yudhoyono. Namun, SBY tidak menemui awak media yang menunggu di pintu masuk Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. Menurut AHY, kondisi Wiranto semakin  membaik. Namun demikian, dia masih butuh waktu untuk memulihkan kesehatan seperti sedia kala.

Informasi itu diperoleh AHY dari tim dokter yang mendampingi dirinya saat menjenguk. Dari pengamatan yang dia lakukan, Wiranto belum bisa banyak bergerak. ”Beliau berbaring di tempat tidur dan tentunya tidak banyak aktivitas lainnya,” terang dia. Itu, lanjut AHY, sangat wajar. Mengingat luka tusukan ditubuh Wiranto cukup serius. ”Dan kami yakini membutuhkan waktu recovery yang cukup,” lanjutnya. 

Meski tidak lama, AHY menyebutkan bahwa SBY sempat berkomunikasi secara langsung dengan Wiranto. Dia dan Ibas juga ikut mendampingi SBY. ”Tadi ngobrol, walaupun kami juga tahu diri, tidak ingin mengganggu waktu istirahat dan waktu recovery beliau,” jelasnya. Kepada Wiranto, SBY dan kedua putranya menyampaikan rasa prihatin. Mereka berharap besar pemulihan Wiranto berjalan lancar.

Lebih lanjut, AHY mengungkapkan, insiden serupa yang dialami oleh Wiranto jangan sampai terulang. ”Terhadap siapa pun di negeri ini,” ujarnya. Sebagai negera demokrasi, dia menjelaskan, pandangan di Indonesia bukan sesuatu yang dilarang. Namun, itu tidak lantas menghalalkan semua cara. Menurut dia, ada aturan dan ketentuan yang berlaku. Semua harus taat. Karena itu, AHY menilai penusakan Wiranto merupakan insiden keji.

Selain SBY dan kedua putranya, kemarin sejumlah pejabat juga tampak mendatangi RSPAD  Gatot Soebroto untuk menjenguk Wiranto. Mulai dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamd Nasir, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, sampai Wakil Presiden Jusuf Kalla. Namun, tidak semua menemui awak media. 

Enggar, salah seorang menteri yang bersedia diwawancarai menuturkan bahwa kondisi Wiranto memang sudah lebih baik ketimbang sebelumnya. ”Saya lihat sekarang bisa tidurnya miring,” ungkap dia. Walau belum sempat berbincang langsung dengan Wiranto, dia sudah mendapat penjelasan dari keluarga dan pihak RSPAD Gatot Soebroto. ”Saya insya Allah akan ketemu lagi (dengan Wiranto),” tambahnya. 

Serupa dengan SBY dan keluarga, Enggar pun berharap Wiranto segera pulih. ”Doain saja,” ungkapnya. Berkaitan dengan dugaan keterlibatan sel teroris dalam penusukan Wiranto, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) ikut turun tangan. Wakil Ketua LPSK Antonius Wibowo menjelaskan, negara wajib memberikan kompensasi dan bantuan medis terhadap korban terorisme melalui LPSK. 

Kewajiban tersebut didasarkan pada undang-undang nomor 5 tahun 2018 pasal 35. Bantuan, kata Antonius, harus diberikan sesaat setelah peristiwa. Itulah mengapa LPSK langsung menyampaikan bantuan pembiayaan medis kepada empat korban yang terlibat penusukan Kamis lalu. Termasuk Wiranto juga disebutkan berhak mendapatkan bantuan medis tersebut. ”Kami melakukan koordinasi dengan ajudan Wiranto dan dokter di RSPAD. Bantuan medis ini juga diberikan untuk korban lainnya,” jelas Antonius kemarin 

Meski demikian, LPSK menerangkan bahwa Wiranto sudah memiliki jaminan kesehatan sendiri. Ketika berkoordinasi dengan RSPAD, diketahui biaya pengobatan telah ditanggung melalui Asuransi Jasa Indonesia. Sementara tiga orang lainnya sedang dalam proses, sebab kemungkinan untuk aparat keamanan yang menjadi korban juga sudah memiliki asuransi sendiri.

Selain bantuan medis, LPSK juga siap untuk memberikan perlindungan korban dan saksi. Wakil Ketua LPSK Susilaningtyas menjelaskan, saat ini memang proses penyidikan belum berjalan secara resmi. ”Penyidikan memang belum berjalan karena para korban masih dalam perawatan, tetapi kami sudah menawarkan apabila ada permohonan saksi dan korban, akan kami proses,” jelas Susila. 

Bentuk perlindungannya, lanjut dia, umumnya berupa perlindungan fisik saat persidangan. Kasus terorisme termasuk yang khusus karena persidangan terbuka memungkinkan saksi atau korban mendapat ancaman dari seseorang tidak dikenal. Perlindungan juga diberikan di luar persidangan apabila korban dalam keadaan terancam. 

”Dalam persidangan pun ada tiga teknis perlindungan yang bisa dilakukan,” lanjut Susila. Pertama, saksi atau korban tidak dipertemukan langsung dengan terdakwa dalam satu ruang sidang. Kedua, bisa bertemu langsung namun dipastikan identitas saksi atau korban disembunyikan dan dilakukan pengawalan ketat. Atau ketiga, saksi atau korban memberikan keterangan sidang melalui video conference.

Perlindungan tersebut juga ditawarkan kepada para korban penusukan di Pandeglang. Namun, Wiranto dikhususkan karena sudah memiliki protokoler sendiri. LPSK hanya berkoordinasi untuk memberikan bantuan perlindungan jika dibutuhkan. (deb/syn/JPG)

Tinggalkan Balasan

You may also like

Hot News

%d blogger menyukai ini: